Arsip untuk 01/08/2013

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat
Prof. Dr. H. Asassriwarni, MH mengungkapkan lima perilaku jahiliyah yang
saat ini berkembang dan meresah masyarakat. Perilaku tersebut saat ini
disebut dengan jahiliyah modern.

Hal itu diungkapkan Assasriwarni di hadapan jamaah Masjid Raya
Muhajirin Koto Buruak, Kecamatan Lubuk Alung, Padang pariaman, Rabu
(31/7) malam dalam tim safari Ramadhan PWNU Sumbar. Hadir juga
Wakil Ketua PWNU Dr. Ahmad Wira, Wakil Sekretaris Armaidi dan Bukhari,
Ketua Masjid Raya Muhajirin Koto Buruak Afriendi, SHI, MH, dan tokoh
masyarakat setempat.

Menurut Asassriwarni, perilaku tersebut pertama dulu ada minum tuak,
sekarang marak pemakai narkoba. Narkoba ini sudah dikonsumsi dari
anak-anak tingkat SD hingga perguruan tinggi, berbagai kalangan juga
terlibat narkoba. Banyak generasi muda negeri ini dirusak oleh narkoba.

“Kedua, judi. Yang sekarang bernama togel. Ketiga, berkelahi bersama-
sama yang sekarang dikenal dengan tawuran. Tawuran antar pelajar,
antara kelompok masyarakat, maupun tawuran antar kampung. Keempat,
zina yang sekarang keren dengan istilah perselingkuhan. Kelima, mencuri
yang sekarang marak dengan istilah korupsi,” kata Asasriwarni yang juga
Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang ini.

Dikatakan, untuk mengubah bangsa ini kepada yang lebih baik haruslah
dengan ilmu pengetahuan. Bahagia di dunia dan bahagia di akherat juga
perlu ilmu. Sehingga hadis Nabi Muhammad Saw. menjelaskan bahwa
tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Padahal waktu itu di Cina
belum lah ada pemeluk beragama Islam. Alasannya sampai ke Cina adalah
karena budaya Cina lebih dulu muncul dikenal orang lain. Sehingga Nabi
menyuruh umatnya agar mencari ilmu sampai ke negeri Cina. Ini
menunjukkan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan oleh umat Islam.

Sebelumnya rombongan PWNU Sumbar menyerahkan sejumlah Al Qur’an
dan bingkisan kepada Ketua Masjid Muhajirin Koto Buruak Afriendi, yang
disaksikan oleh pengurus lainnya

Pemerintah akan melaksanakan sidang itsbat penentuan 1 Syawal 1434
Hijriyah pada 7 Agustus 2013 sesaat setelah diadakan rukyatul hilal di
berbagai dareah.

Pada saat itu posisi hilal sudah memungkinkan untuk dirukyat ( imakur
rukyat), dan berdasarkan pengalaman maka hilal dimungkinkan bisa
disaksikan.

Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam laman Kementerian Agama
di Jakarta, Rabu, berharap hari raya Idul Fitri tahun ini akan dirayakan
secara bersama oleh semua umat Muslim di Tanah Air.

“Sidang itsbat akan dilaksanakan 7 Agustus, semua ormas Islam kita
undang,” kata Wamenag kepada wartawan pada acara buka puasa
bersama di kediamannya, Jalan Ampera I No. 10, Jakarta Selatan, Selasa
sore.

Hadir Duta Besar Arab Saudi Mustafa bin Ibrahim Al Mubarak, para
pejabat eselon I, II, dan III Kementerian Agama, serta beberapa direktur
BUMN.

Wamenag mengatakan, jika didasarkan pada perhitungan hisab, pada hari
pelaksanaan rukyatul hilal atau hari Rabu senja tanggal 7 Agustus 2013,
posisi hilal berada di atas dua derajat.

Sesuai pengalaman tahun-tahun yang lalu, apabila hilal di atas dua
derajat, maka hilal atau bulan baru dimungkinkan akan bisa disaksikan
atau imkanur rukyat.

“Kecuali jika pada hari itu seluruh lokasi pemantauan hilal di Tanah Air
terhalang mendung,” ujarnya.

Namun Wamenag berharap, hari raya Idul Fitri tahun ini akan dirayakan
bersama-sama oleh seluruh masyarakat muslim Indonesia. “Kita berharap
lebaran bareng, sehingga lebih menguatkan ukhuwah Islamiyah,” ujarnya.

Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil menambahkan, pada sidang itsbat
penentuan awal syawal nanti terlebih dahulu dilaksanakan sebuah seminar
membahas tentang masalah hisab-rukyat.

“Jika sebelumnya kegiatan sidang dilaksanakan sore hari, itsbat nanti akan
dimulai dari siang hari, sekitar pukul 13.30 dengan sebuah seminar
membahas permasalahan hisab rukyat, termasuk juga mengenai penetapan
yang dilakukan oleh kelompok An Nazir dan Naqshabandi,” kata Djamil.

Ada Khalifah Baru?

Posted: 01/08/2013 in HUMOR

Sudah menjadi tradisi di kalangan Nahdliyin, untuk mengisi waktu antara
dua rakaat shalat tarawih dengan dua rakaat yang lain, seseorang yang
ditunjuk sebagai bilal membaca bacaan-bacaan tertentu. Misalnya
bershalawat atau membaca nama salah satu khalifah empat (khulafa’ur
rasyidin).

Tradisi itu adalah siasat cerdas para ulama’ terdahulu untuk meminimalisir
terjadinya kegaduhan yang tidak perlu, atau ngobrol yang tidak jelas
juntrungannya di sela-sela shalat tarawih.

Suatu hari Fatih mendapat tugas menjadi bilal di langgar pesantren
Isma’iliyah, Sepanjang-Sidoarjo. Sejak awal menjadi bilal Fatih sudah
memperlihatkan gugup dan grogi.

Pada saat selesai rakaat ke-10, bacaan yang dibaca oleh seorang bilal
biasanya. “ Al Khalifatuts Tsany Sayyiduna Umarubnul Khattab ,” tetapi
Fatih membaca “Al Khalifatuts Tsalits Sayyiduna Utsmanubnu Affan”.

Tiba-tiba muncullah teguran dari temannya bahwa yang dibaca Fatih itu
keliru. “He, belum waktunya Utsman”. Maka Fatih pun berusaha
memperbaiki bacaannya. Dia pun melafadzkan “ Al Khalifatuts Tsany
Sayyiduna Utsmanubnu Khattab ”. Sontak tertawalah para jamaah, dan
Fatih pun celingukan karena berusaha menerka apa yang menyebabkan
para jamaah tertawa. Setelah diam sejenak, dia pun tersenyum simpul
menyadari kekeliruannya. Nah.

Kopi Penangkal Bid’ah

Posted: 01/08/2013 in HUMOR

Ini adalah cerita dari seorang sahabat ketika di pesantren dulu. Al-Kisah
ada salah seorang penganut Wahabi bertamu kepada salah seorang kiai
yang bertujuan ingin mempermasalahkan amalan warga nahdiyyin tentang
menggerakan kepala saat membaca kalimat thayyibah ( laa ilaa ha illallah).

Si Wahabi berargumen bahwa amalan tersebut tidak diajarkan oleh Nabi
saw.

Singkat cerita, kiai menyuguhkan secangkir kopi tanpa diaduk untuk tamu
Wahabi tersebut.

“Monggo di unjuk (diminum),” kiai mempersilakan.

Jawab Wahabi, “Na’am Ustadz. ”

Saat Wahabi menyeruput kopi, tiba-tiba ia berhenti. Ia berkata, “ Afwan
Ustadz, kok rasa kopinya pahit ya!”

“Oh ia tadi saya sengaja tidak mengaduknya,” jawab Kiai.

Tanya wahabi, “ Loh kenapa Ustadz?”

“Ya itu jawaban untuk sampean yang mempermasalahkan membaca
kalimat thayyibah ( laa ilaaha illallah) dengan menggerakan kepala, sama
dengan kopi tadi, jika tidak diaduk ya rasanya pahit,” kata kiai sambil
tersenyum.

Tamu Wahabi diam dan tidak lama langsung pamit pulang.

Kapan Waktu Terberat Puasa?

Posted: 01/08/2013 in HUMOR

Saat siang di bulanRamadhan menjadi waktu terberat bagi orang yang
berpuasa. Letih bekerja ditambah cuaca terik.

Joko : Kang, buka-nya masih berapa jam lagi?

Mahmud : Masih lama kang, lha ini aja masih jam 11.00!?

Joko : Maklum kang, di luar panas banget.

Mahmud : Eh, tahu tidak, kenapa kok kalau sebelum jam 12.00 WIB, waktu
puasa terasa lebih lama dibanding sesudah jam itu?

Joko : Karena cuaca panas itu!

Mahmud : Bukan.

Joko : Lha terus apa?

Mahmud : Karena sebelum jam 12.00 jarum jamnya itu naik kang, jadi ya
lama. Nah, kalau setelah jam itu, jarumnya turun, jadi terasa cepat… hehe

Joko : Hehe sampeyan bisa saja.