Pada malam bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh hari yang terakhir,
umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal yang baik karena
pada waktu itu terdapat satu malam yang sangat mulia. Malam yang
melebihi seribu bulan. Satu malam dimana ibadah yang dilakukan oleh
seorang hamba pahalanya akan dilipatgandakan berpuluh-puluh, atau
bahkan beratus-ratus kali lipat. Nama satu malam itu yaitu Lailatul Qadr.
Apa sebenarnya lailiatul qadr itu? apa saja keistimewaan yang terdapat di
dalamnya? Kapan terjadi dan apakah tanda-tandanya kemunculannya?
Allah berfirman secara khusus dalam surat al-Qadr. Ketika menafsirkan
surat ini, Dr. Muhammad Bakr Ismail menjelaskan bahwa Allah berfirman,
“Dengan kemuliaan dan kekuasaan kami, sungguh kami menurunkan al-
Qur’an pada malam lailatul Qadr, yaitu malam kemuliaan. Tahukah
engkau, Muhammad, apakah Lailatul Qadr itu? Ia adalah satu malam,
dimana beribadah satu kali lebih baik dari beribadah seribu bulan. Para
malaikat termasuk malaikat Jibril turun (ke bumi) ketika itu dengan
membawa kebaikan dan keberkahan. Para malaikat itu mengucapkan
salam kepada orang-orang islam. Mereka berdo’a dan memintakan
ampun bagi orang-orang islam. Mereka berdo’a dan memintakan ampun
bagi orang islam sampai fajar menjelang”. ( Al-Fiqhul Wadhih minal kitab
wa sunnah, Juz 1, hal 577)
Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam
itu, sesuai hadist Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Siapa saja yang
menghidupkan Lailatul Qadr (dengan ibadah) dilandasi iman dan ikhlas
murni karena Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.
Dan barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan penuh
keimanan dan pengharapan pada Allah SWT, maka akan diampuni semua
dosa-dosanya yang telah lalu”. ( Shahih Bukhori, h.1768 )
Mengenai waktu terjadinya Lailatul Qadr, Imam Nawawi mengatakan :
“Menurut pendapat yang mashur dalam madzhab kita, bahwa
sesungguhnya Lailatul Qadr itu hanya ada pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan. (ada pendapat yang mengatakan) bahwa terjadinya
Lailatul Qadr tidak berpindah-pindah. Setiap tahun hanya terjadi pada
malam itu. Namun menurut pendapat mukhtar (yang dipilih oleh mayoritas
ulama) malam Lailatul Qadr dapat berpindah. Karena itu dalam satu tahun
dapat terjadi di suatu malam, dan pada tahun berikutnya terjadi pada
malam yang lain. Namun perpindahan itu tidak akan keluar dari sepuluh
hari terakhir bulan ramadhan” . ( Fatawil Imam Nawawi, 102 ).
Ibnu Rusyd, seorang filosof muslim terkenal menyebutkan dalam sebuah
karyanya, beberapa alasan mengapa malam ini disebut Lailatul Qadr.
Menurutnya, karena malam itu semua ketentuan dan ketetapan yang akan
dijalani oleh manusia untuk tahun itu diputuskan, baik berupa rizki, ajal
dan lainnya. Ketentuan ini berlaku hingga Lailatul Qadr tahun berikutnya.
( uqaddimah Ibnu Rusyd, Juz I, hal 195)
Sedangkan tanda-tanda kehadiran Lailatul Qadr, serta bagaimana
mengetahui kedatangannya, Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa tanda-
tanda turunnya Lailatul Qadr adalah malam itu merupakan malam yang
terang dan bercahaya. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Terkadang Allah memberitahukan pada sebagian manusia pada waktu ia
tidur ataupun ketika terjaga sehingga seorang hamba dapat melihat sendiri
cahaya Lailatul Qadr. ( Fatawil Kabir, Juz 2, hal. 476)
(dikutip dari buku “Fiqh Tradisionalis” karya KH. Muhyiddin Abdussomad )